Untuk mengetahui keausan piston atau ring piston, bisa dipantau dari dua cara. Yang pertama, dari kompresi ruang bakar. Kedua, dilihat dari adanya asap putih yang keluar dari saluran buang alias knalpot. Tapi, itu jika sudah parah keausannya.
Tapi, kalau belum parah sobat kudu gunakan metode yang pertama. Tentunya, dibantu dengan alat khusus buat ukur kompresi. Yaitu, compression tester. Selain itu, juga butuh pelumas alias oli mesin.
Jika compression tester sudah siap, lanjutkan dengan sediakan oli mesin. Tak perlu banyak, tapi cukup setengah sendok makan saja.
Kini, ukur lebih dulu kompresi awal mesin pakai compression tester. Nantinya, angka ini menjadi patokan buat melihat terjadinya keausan atau tidak. Setelah diukur, misalnya kompresi mesin menunjukan angka 16 psi.
Sekarang lanjut lagi ke langkah berikutnya. Masukan oli yang sudah disiapkan tadi melalui derat lubang busi di kepala silinder.
Ingat lho, tak perlu banyak-banyak. Karena fungsi oli ini hanya untuk menutup celah-celah longgar diantara ring piston yang terdiri dari ring kompresi dan ring oli itu dengan linner. Dengan tertutupnya celah, maka tekanan alias kompresi menjadi padat.
Setelah oli dimasukkan, kini ukur kembali kompresi pakai compression tester. Setelah dapat angka terbaru, bandingkan dengan kompresi awal sebelum diberikan oli. Naik atau tetap sama.
Jika angka dari compression tester beranjak naik, itu artinya ada keausan di ring piston. Sebaiknya ganti dengan ring baru.
Ingat lho, tak perlu banyak-banyak. Karena fungsi oli ini hanya untuk menutup celah-celah longgar diantara ring piston yang terdiri dari ring kompresi dan ring oli itu dengan linner. Dengan tertutupnya celah, maka tekanan alias kompresi menjadi padat.
Setelah oli dimasukkan, kini ukur kembali kompresi pakai compression tester. Setelah dapat angka terbaru, bandingkan dengan kompresi awal sebelum diberikan oli. Naik atau tetap sama.
Jika angka dari compression tester beranjak naik, itu artinya ada keausan di ring piston. Sebaiknya ganti dengan ring baru.