Berkendara Motor Saat Hujan, Santai Bro!
Ayo kenapa biker sejati sering disebut die harder? Istilah populernya kagak ada matinye. Dia bersifat amphibi, diajak kering ayo, diajak hujan sampai banjir yang masih logis, labrak terus.
Mereka punya kiat jitu mempersiapkan diri dan motor. Makanya saat musim hujan datang, dia prepare sebisanya, badan tetap fit dan nggak tumbang, motor juga digdaya mengatasi semua itu.
Pengin tahu kiat,pengalaman beberapa brothers. Kita ambil dari die harder tulen Jeffrey Polnaja peturing dunia. Kang Jeje, begitu panggilan akrabnya, menyoal hal paling dasar. ”Kita harus selalu berpikir positif. Ketika kehujanan harus tetap good mood. Ini membuat riding jadi enjoy,” katanya.
SEGALA KEMUNGKINANTopik awal tentang faktor manusiai. Harus siap pada segala kemungkinan. Membentengi diri dengan kebugaran. Seperti asupan makanan dan vitamin.
Penting sebab situasi hujan dan banjir membuat kita dingin dan lembab. Belum lagi mikro organisma yang bisa menyerang terutama infeksi mikroorganisme leptospira dari air seni tikus dan hewan pengerat lain.
“Hati-hati juga jika punya luka. Misalnya saat banjir, kaki kena knalpot, jangan pakai odol atau mentega karena tidak suci hama, oles salep livertan,” pesan dr. Aviandy Soekarto, pakar kesehatan komunitas.
Luka bakar melepuh, menggelembung jangan dipecahkan. Setelah pecah baru olesi antiseptik dan livertan. Lindungi luka dengan plastik agar kedap air, mengurangi bakteri masuk. Luka kering jangan dikelet, itu sama seperti buka kulit muda yang rentan bakteri.
RIDING SKILLMasih berkaitan dengan rider yakni riding skill. Masukan dari para biker ada beberapa poin yang bisa disimak. Yakni, soal pengetahuan lokasi banjir. Pemahaman ini akan menjadi pilihan alias alternatif jika satu lokasi yang dituju mengalami banjir. Bisa mencari jalan lain yang tidak terkena dampak. Informasi mengenai jalur ini sangat penting. .
Situasi hujan jalan turun dan tanjakan juga perlu perlakuan ekstra. Saat menurun, disiplinlah di gigi rendah dan engine brake besar, jangan sampai kadung ngebut sulit lagi melambatkan laju. Saat nanjak pertahankan rpm ideal jaga jarak dengan pengguna jalan lain, siapa tahu berhenti mendadak, ada ruang untuk menghindar.
Kudu peka pada situasi banjir, jalan menggenang atau malah berlumpur. Pilih jalan yang sudah bekas dilindas kendaran besar, di situlah lumpur menyingkir hingga motor tidak seberapa licin. Dalam situasi banjir, pertahankan rpm di kisaran 3.000 rpm dan upayakan jangan sampai turun. Jangan pindah gigi karena membuat rpm turun!
BIKIN MOTOR KEBALMotor bisa tahan terhadap hujan. Beberapa hal wajib dipersiapkan. Paling simpel pakai cairan WD-40. Dengan zat tadi, air dan lumpur ogah lama nempel. Oh bisa juga semprotkan ke bagian rentan lainnya semisal baut aki atau sambungan kabel.
“Nggak kalah penting memasukkan sealan, zat tahan air untuk beberapa zona semisal sambungan kabel, soket khususnya kabel berarus positif,” wanti Tomy Huang, bos CDI Bintang Racing Team.
Soket CDI merupakan daerah yang banyak diserang air termasuk penutup sekring, relay starter, soket lampu. Kalau nggak ada sealant bisa pakai lilin. Ada baiknya dicek seksama pada semua kabel. Siapa tahu ada yang terkelupas? Bisa ditutup rapi pakai isolasi atau dibungkus kantung plastik saat darurat lantas dibakar sedikit agar plastiknya menciut dan menutupi kabel telanjang tadi.
Ketika dekompresi, yang meledak cuma kabut bensin dan udara, air nggak ikut meledak. Akibatnya pembakaran nggak sempurna, motor ndut-ndutan. Makin bahaya kalau air banyak, ia akan menjadi padat. Bila kompresi dalam tekanan tinggi, piston bisa bolong, setang bengkok malah dinding silinder jebol.
Sumber : (motorplus-online.com)