Penyebabnya ada pada perkabelan. Meski bisa ditukar pasang karena bentuk soket CDI yang sama, New Mio yang gunakan CDI Mio lama berkode 5TL ternyata tak bisa dihidupkan. Tentu saja sebaliknya Mio lama atau Mio Soul tak bisa dihidupkan dengan CDI New Mio berkode 28D. Penyebabnya?
Secara fisik, jelas bukan masalah ukuran. Bukan karena ukuran casing CDI Jupiter Z berkode 5TF atau pun 5TL lebih besar ketimbang 28D. Bukan pula disebabkan merek yang nempel di kedua CDI berbeda, 5TL atau 5TF dilabeli timbul Yamaha sedangkan 28D berlabel Moric. Lagi pula meski beda merek, kedua tipe dan model CDI ini produsennya sama kok, yakni PT. Moric!
Bukan juga perbedaan selisih sudut antara posisi pick up dan posisi pulser terhadap TMA. Tetapi murni penyebabnya karena letak kabel di soket kedua CDI berbeda.
Dari keterangan soket keduanya, posisi kabel plus aki berkelir cokelat muda/brown (Br) tidak terbalik dengan posisi kabel negatif aki berkelir hitam/black (B), karenanya meski kedua CDI tak bisa disaling tukarkan. Tapi tak sampai membuat CDI korsletting.
Pertanyaannya, kenapa juga posisi kabel ditukarkan? Padahal produsen alias pabrik CDI -nya sama juga. Dari segi fisik casing kedua CDI yang berbeda ukuran, jelas desain hubungan komponen-komponen di dalamnya berbeda. Sebab macam dipadatkan. Inilah yang bisa membuat jalur perkabelannya berbeda.
Nah, balik ke Vega ZR. Karena ukuran fisik casing CDI Vega ZR berkode 5D9 sama. Dengan tanda casing juga diembos merek Moric, tak heran muncul anggapan kedua CDI 28D dan 5D9 bisa saling ditukarkan. Dan memang benar adanya! Ini bisa dilihat dari hubungan perkabelan keduanya.
"Sekali lagi, Vega ZR hanya bisa aplikasi CDI New Mio berkode 28D!"Asyiknya, kedua mesin motor punya spek bore/stroke yang sama persis. Lebih tepatnya bore 50,0 mm dengan stroke 57,9 mm. Bisa diartikan tipikal mapping atau peta pengapiannya tak jauh beda. So, sekarang ada alternatif CDI racing atau aftermarket buat Vega ZR, yakni pasang CDI asal New Mio!
Namun dengan satu catatan karena puncak timing bagi mesin skutik relatif diset lebih rendah, kemungkinan begitu Vega ZR pasang CDI racing buat New Mio, timing mesti digeser naik. Sama seperti kejadian pada saat Jupiter Z atau New Vega kanibal CDI Mio lama.
Untuk pilihan CDI buat Vega ZR, selain mengaplikasi CDI New Mio, OP menyarankan beli saja CDI aftermarket yang sudah dirancang buat Vega ZR. Di pasaran ada produk BRT, tuh. Tinggal tancap tanpa perlu modifikasi pick up. Enak tho?
Hanya perlu diingat, CDI BRT punya beberapa tipe timing atau kurva pengapian yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk BRT tipe Hyperband contohnya diberi kode ST, TR, dan RK.
Kode ST dan TR bisa digunakan untuk motor standar dan korek harian. Sedangkan tipe RK khusus untuk mesin balap. Pastinya timing pada tipe ST adalah terendah, sedang tipe TR puncak timingnya lebih tinggi. Begitu pula tipe RK malah lebih tinggi lagi.
Ingat sesuaikan dengan ubahan yang sudah dilakukan ke mesin. Sebab jika tidak, bukan penambahan performa yang Sobat dapatkan, tapi akselerasi mesin terasa berat. Timing pembakaran ketinggian sih.
Malah, efek lebih parah, suhu ruang bakar ketinggian. Terjadi detonasi. Dan karena panasnya gak normal, seher bisa macet atau rusak dengan permukaan menjadi berjerawat. Hiiii...
Untuk merek Rextor, sampai saat ini belum ada tuh diproduksi. Namun Sobat bisa coba aplikasi CDI Rextor Adjustable buat New Mio. Hanya saja mesti disetting Pulser Position Adjuster (PPA) lebih advance dengan memutar ke berlawanan arah jarum jam.
Begitu pula dengan MSS (Map Selector Switch) juga mesti dicari.
Atau jika Sobat kesulitan mendapatkan CDI BRT khusus Vega ZR atau Rextor untuk New Mio di pasaran, maka solusinya ya pasang saja CDI BRT atau Rextor untuk Jupiter Z. OP yakin lebih mudah ditemui. Tetapi dengan satu catatan, perkabelan mesti diubah. Ikuti saja diagram perkabelan di atas.